Kisah Penderitaan Alisson Becker: Ketika Dunia Menentangnya, Sepak Bola Membantu

Alisson Becker adalah satu-satunya orang di Anfield yang merayakan kemenangan dengan hati yang pernah hancur usai Liverpool mengalahkan Tottenham 5-1 pekan lalu.

Penjaga gawang asal Brasil itu baru saja memenangkan gelar juara Premier League keduanya dengan The Reds, tetapi ada kisah tragis yang hampir menghancurkannya di balik ketangguhannya di bawah mistar.

Dunia Alisson seakan runtuh pada Februari 2021. Ayah Jose Becker, yang meninggal dunia tragis, tenggelam di sebuah danau dekat rumah keluarga mereka di Brasil.

Di tengah jadwal padat musim 2020-2021 dan pandemi COVID-19, berita duka itu datang tanpa diduga. Saat itu, Alisson berada di Liverpool, ribuan mil jauhnya, sementara keluarganya berkabung di tanah kelahirannya.

Saat itu terasa seperti mimpi buruk. Ibu menghubungi telepon dan mengatakan bahwa ayah tenggelam. Alisson menulis sebuah artikel sedih di The Players’ Tribune, “Saya merasa hancur, tidak percaya.”

Lebih menyedihkan lagi, karena pembatasan perjalanan dan risiko kesehatan, ia harus membuat keputusan yang sangat sulit: tetap di Liverpool untuk mendampingi sang istri, Natalia, yang sedang hamil besar, atau kembali ke Brasil untuk menghadiri pemakaman.

Pada akhirnya, Alisson memilih untuk tinggal. Dalam diam dan menangis, dia menyaksikan pemakaman ayah melalui pesan FaceTime.

Saat memberi tahu ibu dan saudara saya bahwa saya tidak bisa pulang, itu adalah panggilan telepon tersulit dalam hidup saya. Namun, saya menyadari bahwa ayah akan menginginkan agar saya tetap memiliki keluarga di sini. Ini adalah cara terbaik untuk menghormatinya, katanya.

Di tengah keterpurukan, Alisson menemukan kekuatan dari keluarga dan rekan satu tim.

Pemain Liverpool seperti Virgil van Dijk, Andy Robertson, Fabinho, Firmino, dan Thiago mengirimkan bunga dan pesan duka kepada keluarga mereka. Bahkan dua manajer tim yang bersaing, Pep Guardiola dan Carlo Ancelotti, menyampaikan perasaan belasungkawa secara pribadi.

Pengantar bunga datang ke rumah setiap sepuluh menit. Alisson mengatakan, “Gesta kecil seperti itu punya makna luar biasa saat kita sedang kesulitan. Itu mengingatkan bahwa bahkan rival terbesar pun melihat sisi manusia di balik nama di jersey.”

Sekarang Alisson kembali ke posisinya yang stabil di bawah mistar Liverpool setelah mengalami krisis itu. Bagi kiper, sepak bola tidak hanya tentang menang atau mendapat trofi. Keluarga, kehilangan, dan bagaimana komunitas dan tim dapat menjadi tempat perlindungan saat dunia terasa runtuh adalah temanya.

Satu-satunya hal yang bisa saya katakan pada ayah adalah terima kasih. Akhir kata, “Bukan hanya karena telah menjadi ayah saya, tapi karena telah menjadi sahabat saya.”

Alisson Becker bukan hanya penjaga gawang kelas dunia; dia adalah contoh manusia yang kuat yang dengan keberanian dan ketulusan menghadapi duka. sebuah pelajaran tentang cinta, kehilangan, dan solidaritas.